Suami Suka
Ini mudarat yang akan berlaku jika suami suka melancap
Menurut Psychology Today, perbuatan beronani sudah pasti akan mendatangkan banyak mudarat terhadap kebahagiaan rumah tangga.
Ini kerana ia akan menjejaskan kehidupan seksual pasangan yang seterusnya mungkin boleh mengakibatkan masalah yang lebih besar seperti pergaduhan atau penceraian.
Anda dan pasangan sudah pasti tidak mahu itu berlaku bukan? Jadi, sila baca kesan negatif jika suami suka melancap yang berikut:
Apakah punca sebenar suami suka melancap?
Sebenarnya, perbuatan ini bukan hanya didalangi oleh keperluan fisiologi semata-mata malah turut berkait rapat dengan keinginan psikologi.
Maksudnya di sini adalah suami bukan sahaja akan beronani untuk memuaskan nafsu syahwatnya ketika isterinya tiada di sisi. Namun, mereka mungkin masih akan melakukannya apabila berada dekat dengan isterinya.
Ini kerana mereka mungkin sudah terbiasa melakukannya semasa zaman bujang dahulu. Menurut Dr. Fran Walfish yang merupakan seorang ahli psikoterapi, lelaki akan memilih untuk melancap kerana ia adalah jalan mudah untuk memuaskan keinginan seksual mereka.
Anda mungkin berminat:
Disebabkan itu, lelaki yang sudah berkahwin mungkin masih akan melakukannya sebagai alternatif sekiranya isterinya tidak mampu untuk merealisasikan fantasi seks yang sering diimpikannya. Namun, jelas sekali ia adalah tindakan yang salah.
Ini kerana suami suka melancap sambil membayangkan wanita yang lain selain isterinya. Hal ini sudah pasti akan membuat isteri berkecil hati dan berasa rendah diri ekoran beranggapan diri sudah tidak mengancam lagi di mata suami.
Jadi, berbincanglah dengan pasangan sekiranya anda mempunyai ketagihan beronani dan cuba cari jalan penyelesaiannya untuk menyelamatkan kehidupan seks anda berdua!
Namun, ia mungkin juga akan mendatangkan manfaat
Ya, ia adalah satu kenyataan yang sangat mengejutkan. Menurut Prevention Magazine, perbuatan suka melancap selepas berkahwin ini mampu mengurangkan stres dan memuaskan kehendak individu sekali gus mengharmonikan rumah tangga.
Selain itu, ia juga dikatakan sebagai salah satu teknik untuk membuat lelaki lambat pancut semasa melakukan seks! Jika difikirkan ia memang masuk akal.
Disebabkan itu, ramai isteri di luar sana yang tidak marah akan perbuatan suami mereka ini kerana beranggapan ia adalah untuk kebaikan mereka berdua juga.
Pun begitu, jangan sesekali anda sebagai suami menggunakan alasan suka melancap semata-mata kerana manfaat yang dinyatakan ini kepada isteri anda ya!
Kesimpulannya, ramai pasangan yang mengalami situasi di mana suami suka melancap walaupun selepas berkahwin. Ya, ia mungkin adalah perbuatan yang pelik tapi normal.
Namun, ketahuilah bahawa isteri anda juga punya hati dan perasaan yang mungkin akan terluka jika anda memilih untuk melancap berbanding menyentuh dirinya.
Hello Health Group tidak menyediakan nasihat perubatan, diagnosis, atau rawatan.
Assalamualaikum,, saya sedang ada masalah di pernikahan saya. Suami saya suka ngomong kasar, teriak di telinga saya, nyabet saya pakai lidi, menendang, setiap melihat wajah saya bawaannya pengen mukul aja. Dia juga sekarang mengabaikan saya, dia tidak pernah memanggil nama saya dengan baik. Dia juga tidak perhatian sama saya, dia tidak mau jika saya salim tangannya saat saya berangkat kerja, dia juga suka chat cewe asing walaupun dia tidak pernah memberi tahu identitas nya... komunikasi sudah jarang, sudah 1 minggu lebih tidak berhubungan intim, dia juga memperlakukan saya seperti babu. Saya seperti hidup dengan majikan saya. Apakah itu termasuk KDRT dan bagaimana saya harus menyikapi nya?? Terimakasih
Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu.
Sebelum menjawab sikap apa yang harus anda ambil untuk menghadapi sikap suami anda yang kurang baik dan kasar kepada anda,maka perlu anda evalusi diri terlebih dahulu. Apa yang menyebabkan suamai anda berlaku kasar kepada anda? apakah anda mempunyai kesalahan pada dirinya sehingga berubah sikapnya? Apakah ada pihak ketiga yang membuat suami anda berlaku kasar kepada anda? Apakah dia memiliki kebiasan baru yang aneh sehingga dia bersikap kasar kepada anda? seperti narkoba dan sejenisnya?
Dan pertanyaan-pertanyaan lain, yang intinya menggali penyebab suami anda bersikap kasar kepada anda. Jika sebab itu telah ditemukan atau dia akui sendiri, maka solusinya akan lebih mudah untuk diperoleh. Tetapi jika penyebabnya belum ditemukan, maka akan susah memberikan sikap yang tepat untuknya. Ibarat dokter yang ingin menyembuhkan penyakit pasien, tapi dia tidak mengetahui penyebab sakitnya.
Secara umum apa yang anda ceritakan sudah masuk dalam kategori KDRT. Kekerasan dalam rumah tangga bisa dalam bentuk kekerasan mental dan fisik, seperti pukulan,tendangan dan lain-lain. maupun kekerasan.
Jika ada kekerasan dalam rumah tangga,dan anda tidak bisa menyelesaikan sendiri, pergilah ke KUA untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai dengan kondisi anda. Atau anda bisa meminta tolong dan saran kepada orang lain yang bisa menghentikan kekerasaanya itu. Wallahu a’lam bishowab. (as)
Suami-Suami yang Suka Memukul—Tinjauan dari Dekat
DENGAN suara bulat para ahli menyetujui bahwa pria yang suka memukul istri pada dasarnya mempunyai ciri-ciri yang sama. Para dokter, ahli hukum, polisi, pejabat pengadilan, dan karyawan di bidang kemasyarakatan—yang pekerjaannya membuat mereka sehari-hari berhubungan dengan kekerasan dalam keluarga—semuanya menyetujui hal ini. Seorang pejabat pengadilan mengatakan, ”Cinta kepada diri sendiri—itulah ciri utamanya. Persamaan (analogi) antara pemukul istri dan seorang anak kecil benar-benar luar biasa. Kisah mengenai ledakan kemarahan diceritakan oleh setiap wanita yang saya tangani. Si pemukul dapat berhubungan secara baik dengan dunia hanya jika dunia ini dapat memenuhi kebutuhannya.” Pejabat ini menyebut si pemukul ”sosiopatis” (sociopathic), yang berarti ia tidak mampu mempertimbangkan akibat dari tindakannya.
”Hal yang menarik,” kata seorang penulis, ”pria yang suka menganiaya pada umumnya memiliki citra diri yang sangat rendah, perasaan yang sama yang mereka coba paksakan ke dalam diri korban mereka.” ”Sifat menguasai dan cemburu, juga ketidakmampuan seks dan perasaan rendah diri, adalah ciri-ciri umum dari pria yang suka memukul wanita,” kata seorang wartawan. Menyetujui ciri-ciri seorang penganiaya istri, seorang psikiater terkemuka menambahkan pendapatnya, ”Pemukulan adalah salah satu cara dari pria yang rendah diri untuk membuktikan kejantanannya.”
Jelaslah bahwa seorang pria penganiaya akan menggunakan kekerasan sebagai alat untuk mempertahankan kendali dan memperlihatkan kekuasaan atas teman hidupnya. Seorang penganiaya istri menyatakan, ”Jika kami berhenti memukul, kami akan kehilangan kendali. Dan hal itu sama sekali tidak boleh terjadi, dan tidak bisa diabaikan.”
Sering, tanpa alasan, suami yang suka memukul mempunyai sifat ingin memiliki yang tidak masuk akal dan merasa cemburu. Ia mungkin mengkhayalkan hubungan yang romantis antara istrinya dengan pengantar pos, pengantar susu, teman dekat keluarga, atau siapa saja yang ditemui istrinya. Sekalipun ia memperlakukan istrinya dengan kasar, menyakiti tubuhnya, ia sangat kuatir akan perpisahan atau kehilangan istrinya. Jika istri yang dianiaya mengancam untuk meninggalkan dia, ia mungkin berbalik mengancam akan membunuhnya dan kemudian bunuh diri.
Perasaan cemburu sering muncul pada waktu sang istri hamil. Suami bisa jadi merasa terancam akan kemungkinan bahwa kasih sayang istrinya akan berpindah darinya, bahwa sang bayi akan menjadi pusat perhatian. Banyak wanita yang dipukul melaporkan bahwa tanda pertama dari penganiayaan oleh suami adalah ketika suami mereka memukul perut dengan sangat keras selama masa kehamilan yang pertama. ”Perasaan cinta kepada diri sendiri (narsisisme) yang dimiliki suami akan menyebabkan ia benar-benar ingin membunuh bakal anak tersebut,” kata seorang pejabat pengadilan.
Segi lain dari ciri-ciri pemukul istri adalah siklus kekerasan yang dialami, sebagaimana diteguhkan oleh banyak istri yang dipukul. Pada tahap pertama, suami mungkin hanya akan menggunakan caci-maki atau bahasa kotor. Ia mungkin mengancam akan mengambil anak-anak dari istrinya, dengan mengatakan bahwa istrinya tidak akan melihat anak-anak lagi. Karena merasa terancam, sang istri akan mengakui bahwa segala sesuatu adalah salah dia, bahwa dialah penyebab dari perlakuan kasar suaminya. Kini ia berada di bawah telapak tangan suaminya. Sang suami memegang kendali. Namun ia harus memiliki kekuasaan yang lebih besar. Tahap pertama ini dapat timbul setiap saat setelah perkawinan—kadang-kadang hanya dalam beberapa minggu setelahnya.
Tahap kedua mungkin akan disertai ledakan kekerasan—menendang, meninju, menggigit, menarik rambut, membanting istrinya ke lantai, mengadakan hubungan seks dengan cara yang sangat kasar. Untuk pertama kali, sang istri menyadari bahwa itu bukan salah dia. Ia berpikir bahwa penyebabnya mungkin berasal dari luar—stress di tempat kerja atau ketidakcocokan dengan teman-teman sekerja.
Segera setelah ledakan kekerasan tersebut, sang istri dihibur oleh penyesalan suaminya. Sang suami kini berada pada tahap ketiga dari siklus tersebut. Ia melimpahi istrinya dengan hadiah-hadiah. Ia memohon pengampunannya. Ia berjanji bahwa hal tersebut tidak pernah akan terjadi lagi.
Namun hal itu terjadi lagi, dan berulang kali. Tidak ada lagi penyesalan. Sekarang hal itu menjadi cara hidup. Ia selalu mengancam akan membunuh istrinya jika sang istri mengancam akan meninggalkan rumah. Ia kini berada dalam kekuasaan penuh suaminya. Ingat kata-kata seorang pemukul istri yang tadi dikutip, ”Jika kami berhenti memukul, kami akan kehilangan kendali. Dan hal itu sama sekali tidak boleh terjadi.”
Pria yang suka memukul istri selalu akan mempersalahkan teman hidup mereka karena memancing pemukulan. Seorang direktur program dari biro jasa bantuan untuk wanita-wanita yang dipukul melaporkan, ”Si pemukul akan mengatakan kepada pasangan wanitanya, ’Kamu tidak melakukan hal ini dengan benar, karena itu saya memukulmu.’ Atau, ’Makan malam terlambat, itulah sebabnya saya memukulmu.’ Selalu sang wanita yang salah dan jika tindakan mempermainkan emosi tersebut berlangsung selama bertahun-tahun, sang wanita dicuci otak untuk mempercayainya.”
Seorang istri diberitahu oleh suaminya bahwa dialah yang memancing perlakuan-perlakuan kasar tersebut melalui hal-hal yang ia lakukan dengan salah. ”Dengan meningkatnya kekerasan, meningkat pula dalih-dalihnya. Dan selalu dikatakan, ’Lihat apa yang telah saya lakukan gara-gara kamu. Mengapa kamu ingin agar saya melakukan kekerasan seperti ini?’”
Seorang bekas pemukul istri, yang ayahnya juga suka memukul istri, mengatakan, ”Ayah saya tidak pernah dapat mengakui bahwa ia salah. Ia tidak pernah meminta maaf atau mau bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya. Ia selalu menyalahkan korbannya.” Putranya juga mengakui, ”Saya menyalahkan istri saya sebagai penyebab semua penganiayaan yang diterimanya.” ”Selama 15 tahun,” kata yang lain, ”saya menganiaya istri saya karena ia seorang Saksi Yehuwa. Saya menyalahkan istri saya untuk segala sesuatu. Saya tidak menyadari bahwa apa yang saya perbuat begitu jahat sampai saya mulai belajar Alkitab. Sekarang hal itu menjadi kenangan yang buruk dalam hidup saya. Saya mencoba untuk melupakannya, namun hal itu selalu ada dalam ingatan saya.”
Kisah mengenai ayah dan anak, yang kedua-duanya suka memukul istri, bukan hal yang unik. Hal tersebut, sebaliknya, merupakan ciri-ciri umum dari suami yang suka memukul. Sang anak mengakui bahwa pemukulan istri telah berlangsung 150 tahun dalam keluarganya, seolah-olah diteruskan dari ayah ke anak. Menurut Koalisi Nasional Melawan Kekerasan dalam Keluarga (di A.S.), ”dari antara anak-anak yang menyaksikan kekerasan di rumah, 60 persen dari anak laki-laki akhirnya menjadi pemukul istri dan 50 persen dari anak-anak perempuan menjadi korbannya”.
Seorang penulis surat kabar mengatakan, ”Sekalipun mereka mungkin tidak kena pukul dan tidak memperlihatkan gangguan secara lahiriah, anak-anak ini telah mempelajari sesuatu yang mungkin tidak pernah akan mereka lupakan, bahwa mengatasi problem dan stress dengan cara kekerasan dapat diterima.”
Mereka yang menyediakan penampungan bagi wanita-wanita yang dipukul mengatakan bahwa anak laki-laki yang pernah melihat ibu mereka dipukul oleh ayah mereka sering berlaku kasar terhadap ibu mereka atau mengancam akan membunuh saudara-saudara perempuan mereka. ”Ini bukan hanya permainan anak-anak,” kata seseorang. ”Itu niat yang sungguh-sungguh.” Setelah melihat orang-tua mereka menggunakan kekerasan untuk mengatasi kemarahan, anak-anak menganggap itu sebagai satu-satunya pilihan mereka.
Ada sebuah lagu anak-anak (dalam bahasa Inggris) yang mengatakan bahwa anak-anak perempuan terbuat dari ”gula dan penyedap, dan segala sesuatu yang enak”. Anak-anak perempuan ini kelak tumbuh menjadi ibu dan istri, yang kepadanya sang suami mengatakan ’saya tidak dapat hidup tanpa engkau’. Jadi, jelas sekali bahwa keadilan menentang tindakan penganiayaan terhadap istri, namun keadilan siapa—manusia atau Allah?
Adakah suami suka melancap itu normal?
Kebanyakan kita tentu sudah tahu bahawa perbuatan beronani itu adalah normal dilakukan bagi individu bujang. Namun, lain pula ceritanya jika sudah berkahwin!
Tidak dinafikan, ramai orang di muka bumi ini yang gemar melancap untuk memuaskan nafsu syahwat masing-masing. Pun begitu, adalah agak pelik dan janggal sekiranya ia dilakukan apabila sudah mempunyai pasangan yang sah.
Tanpa mengira lelaki atau wanita, beronani adalah satu perbuatan yang normal namun tidak bermoral dan berakhlak. Ya, ia mungkin datang dengan beberapa manfaat. Namun, ketahuilah bahawa terdapat banyak lagi kemudaratan jika melakukannya.
Dalam agama Islam, perbuatan ini adalah harus dilakukan bagi mereka yang belum berkahwin dan ingin mengelak zina. Namun, ia akan jadi haram jika dilakukan dengan menggunakan gambar lucah atau membayangkan seks bersama individu lain.
Jadi, untuk apa anda beronani jika sudah ada pasangan yang sah untuk menyalurkan keinginan seksual? Fikirkan semula kenyataan ini setiap kali anda terasa ingin melancap!
#3. Pasangan hilang kepercayaan
Jika ditanya pada mana-mana lelaki yang masih suka melancap walaupun sudah beristeri, sudah pasti mereka akan memilih untuk merahsiakannya. Jadi, mereka sudah pasti akan sentiasa menyorokkan ‘kecurangan’ mereka ini di belakang isteri.
Namun, cuba anda bayangkan jika suami anda tertangkap beronani di luar pengetahuan anda? Sudah pasti ini akan membuat pasangan hilang kepercayaan. Mereka akan berasa bahawa anda sudah tidak lagi mempercayai dirinya untuk berkongsi segala masalah yang dihadapi.
Jadi, jangan sesekali berahsia dengan pasangan jika anda masih gemar beronani walaupun sudah berkahwin. Berterus-teranglah kepada mereka agar kepercayaan itu masih wujud!
#1. Pasangan akan menyalahkan diri sendiri
Sebagai isteri, sudah pasti kita mahu setiap kemahuan dan keinginan suami dipenuhi dengan baik terutamanya dari aspek seksual.
Jadi, jika suami masih melakukan tabiat buruk ini walaupun anda berada di depan mata, ini akan menyebabkan anda sebagai isteri berasa serba salah. Mungkin akan timbul soalan di fikiran seperti “adakah aku sudah tidak menarik?“.
Kesannya, pasangan akan menyalahkan diri sendiri. Jadi, kepada suami yang gemar beronani, fikirkan perkara ini sebelum membuka seluar dan menyentuh alat sulit anda!
#2. Pasangan akan berasa tersisih dan seperti digantikan
Dalam pada itu, perbuatan buruk ini sudah pasti akan membuat pasangan anda berasa tersisih dan seperti digantikan.
Cuba anda bayangkan, isteri anda sudah bersiap dan berhias bagi menyemarakkan aktiviti anda pada malam Jumaat dan anda memilih untuk melancap dari menyentuh mereka? Sudah terang lagi bersuluh, ia adalah perbuatan yang salah!
Oleh itu, hargai pasangan anda. Jika anda masih mengalami ketagihan melancap, sila rujuk pakar psikologi atau kaunseling untuk membantu menyelesaikannya.
Suami suka KDRT 4 - XVIDEOS.COM 3 min
Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.
Tiada perkara lain yang lebih indah bagi pasangan suami isteri melainkan hubungan seks yang sihat dan sejahtera. Namun, bagaimana pula jika suami suka melancap dan tidak mengendahkan anda? Sudah pasti ia akan memberi kesan kepada kehidupan seksual anda berdua!