Arti Fomo Dalam Trading

Arti Fomo Dalam Trading

Bersikap realistis dan sabar

Kamu harus bersikap realistis dan sabar ketika trading crypto. Kamu perlu menyesuaikan harapan dengan kenyataan pasar serta tidak terlalu serakah atau takut. Sebagai trader juga harus bersabar dalam menunggu peluang yang sesuai dengan strategi dan tidak terburu-buru mengambil keputusan yang berdasarkan emosi.

FOMO berpotensi membuat kamu terjebak dalam harapan yang tidak realistis tentang pasar crypto. Padahal, pasar crypto sangat volatil dan tidak dapat diprediksi dengan pasti. Kamu harus menyadari bahwa tidak ada yang bisa menjamin hasil trading sekaligus kemungkinan kamu merugi.

Menghindari FOMO saat trading memang tidak selalu mudah dan perlu kebijaksanaan. Perlu diingat bahwa kesuksesan dalam trading crypto bukanlah hasil dari emosi impulsif, tetapi strategi yang terencana dan disiplin. Dengan beberapa tips ini, semoga kamu bisa mengurangi stres dan kecemasan yang sering muncul akibat FOMO saat trading crypto.

Baca Juga: 5 Emosi Negatif ketika Trading Forex dan Cara Mengatasinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Fomo dalam bahasa gaul. (Foto: Freepik)

MENGENAL arti kata Fomo dalam bahasa gaul. Sebuah istilah gaul baru yang sering digunakan oleh netizen di berbagai platform media sosial (medsos) seperti Instagram, TikTok, X atau Twitter, dan juga dalam kehidupan sehari-hari.

Fomo seringkali digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang sedang trending atau populer di masyarakat. Fomo juga digunakan untuk menggambarkan para selebgram, seleb internet dan juga sosialita yang selalu mengikuti perkembangan tren kekinian.

Lantas, apa sesungguhnya arti kata Fomo dalam bahasa gaul itu? Simak penjelasannya yang dikutip dari berbagai sumber, Jumat (6/10/2023).

Mengutip dari kamus Merriam Webster, Fomo merupakan kependekan dari fear of missing out. Fomo juga termasuk kata informal yang memiliki arti ketakutan atau kekhawatiran tidak dilibatkan dalam sesuatu seperti aktivitas menarik atau menyenangkan yang dialami orang lain.

Sementara mengutip Cambridge Dictionary, Fomo atau fear of missing out merupakan perasaan khawatir akan melewatkan acara menarik yang akan dihadiri orang lain, terutama yang disebabkan oleh hal-hal yang dilihat di media sosial.

Sederhananya, arti kata Fomo dalam bahasa gaul adalah takut ketinggalan zaman atau kekhawatiran tidak mengikuti tren yang sedang ramai di medsos maupun masyarakat.

Menilik sejarahnya, Fomo ini mulai digunakan pada 2004. Pada tahun itu, kata seperti life hack, podcast, social media, dan belasan kata lainnya juga baru digunakan di tahun tersebut.

Sementara lawan kata dari Fomo ini adalah Jomo. Jomo merupakan singkatan dari joy of missing out. Arti dari kata Jomo adalah suatu kegembiraan yang dialami ketika tidak menghadiri acara yang menarik atau sedang tren.

Demikianlah informasi dan penjelasan mengenai arti kata Fomo dalam bahasa gaul, semoga artikel ini dapat mencerahkan para pembaca semua mengenai istilah-istilah gaul baru yang beredar di medsos.

tirto.id - Di media sosial, sedang ramai istilah "FOMO Konser", hal ini berkaitan dengan beberapa selebgram yang dianggap FOMO konser Blackpink.

Warganet mencibir selebgram yang bukan fans Blackpink atau bukan pendengar Kpop tetapi ikut-ikutan nonton konser, bahkan membeli tiket paling mahal.

Mereka menganggap para selebgram ini FOMO konser. Apa itu FOMO konser dan mengapa FOMO berkaitan dengan media sosial?

FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out atau rasa takut ketinggalan. Ini adalah respons emosional terhadap ketakutan tidak bisa mengikuti tren atau sesuatu yang sedang berjalan.

FOMO sering menyebabkan perasaan tidak nyaman, ketidakpuasan, depresi dan stres. Maraknya media sosial telah meningkatkan prevalensi FOMO selama beberapa tahun terakhir.

FOMO disebabkan oleh perasaan cemas seputar gagasan bahwa pengalaman menarik atau peluang penting terlewatkan atau diambil.

Menurut Tech Target, FOMO dihasilkan oleh amigdala - bagian otak yang mendeteksi apakah sesuatu merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup atau tidak.

Bagian otak ini merasakan kesan ditinggalkan sebagai ancaman, menciptakan stres dan kecemasan. Seseorang akan lebih mungkin mengalami FOMO jika sudah sangat sensitif terhadap ancaman lingkungan.

Ini termasuk orang-orang yang bergumul dengan kecemasan sosial, perilaku obsesif atau kompulsif -- termasuk gangguan obsesif-kompulsif yang didiagnosis -- atau memiliki bentuk trauma emosional di masa lalu.

Ponsel cerdas dan media sosial telah meningkatkan terjadinya FOMO dengan menciptakan situasi di mana pengguna terus-menerus membandingkan kehidupan mereka dengan pengalaman ideal yang mereka lihat diposting secara online.

Aplikasi dan situs web seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan Snapchat memudahkan untuk melihat apa yang dilakukan orang lain.

Versi glamor kehidupan mereka yang disiarkan di fitur-fitur seperti Instagram Stories atau wall Facebook mengubah perasaan pengguna tentang apa yang normal dan membuat mereka berpikir bahwa mereka melakukan lebih buruk daripada rekan-rekan mereka.

Orang-orang melihat ke luar pada pengalaman orang lain daripada ke dalam pada hal-hal besar dalam hidup mereka.

Pemasaran FOMO telah muncul sebagai cara untuk membujuk konsumen membeli produk tertentu atau menghadiri acara.

Pemasaran FOMO memicu ketakutan pelanggan akan kehilangan untuk menginspirasi mereka mengambil tindakan. Beberapa strategi pemasaran FOMO meliputi:

Sementara pemasaran FOMO berhasil membuat orang membeli lebih banyak, hal itu berdampak negatif pada konsumen dengan memicu depresi dan kecemasan yang ditimbulkan oleh FOMO.

tirto.id - Sosial budaya

Penulis: Dipna Videlia PutsanraEditor: Addi M Idhom

FOMO atau fear of missing out adalah perasaan cemas yang timbul ketika kita merasa ketinggalan informasi atau peluang yang sedang populer. FOMO sering dialami oleh para trader crypto yang tergoda untuk membeli atau menjual aset crypto tanpa melakukan riset yang cukup. Hal ini bisa berdampak negatif terhadap hasil dan portofolio kita.

Biasanya, FOMO terjadi saat kita melihat media sosial ataupun mendengar informasi dari orang lain. Bagaimana cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari FOMO? Berikut beberapa tips yang bisa membantuk kita tetap tenang dan rasional saat trading cryptocurrency.

Kenali penyebab FOMO kamu

FOMO bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya pengetahuan, pengaruh media sosial, atau rasa takut kehilangan peluang. Untuk mengatasi FOMO, kamu perlu mengetahui apa yang membuat kamu merasa cemas dan tidak percaya diri saat trading crypto. Analisis yang perlu kamu pantau, antara lain terpengaruh oleh opini orang lain, tertekan untuk mengikuti tren pasar, hingga hanya melihat potensi keuntungan saja.

Setelah mengetahui penyebab FOMO diri sendiri, kamu bisa mencari cara untuk mengatasinya. Misalnya, kamu bisa belajar lebih banyak tentang crypto dari sumber yang kredibel, seperti CoinDesk, Cointelegraph, atau CryptoCompare. Kamu juga bisa mengurangi paparan kamu terhadap media sosial yang sering menimbulkan hype atau sensasi.

Baca Juga: 5 Aplikasi Perlu Kamu Miliki untuk Trading Saham di Era Digital

Jangan terpaku pada grafik harga

Grafik harga adalah alat yang berguna untuk melihat pergerakan pasar crypto. Namun, terlalu sering memeriksanya juga bisa menimbulkan FOMO. Grafik harga bisa menunjukkan fluktuasi tajam dan tidak konsisten yang bisa memicu emosi trader untuk bereaksi secara berlebihan. Jika kamu terlalu terpaku pada grafik harga, kamu bisa kehilangan gambaran besar tentang tren dan siklus pasar.

Untuk menghindari FOMO, kamu wajib mengurangi frekuensi dan durasi memantau grafik harga. Sebagai trader, kamu perlu menetapkan jadwal atau batasan waktu untuk memeriksa grafik harga, misalnya sekali sehari atau seminggu sekali. Bagus juga ketika kamu bisa menggunakan grafik dengan rentang waktu yang lebih panjang, misalnya mingguan atau bulanan untuk melihat tren jangka panjang.

Tetapkan tujuan dan strategi dalam trading

Salah satu cara menghindari FOMO adalah menetapkan tujuan dan strategi trading yang sesuai dengan profil risiko, modal, dan jangka waktu kamu. Tujuan trading bisa berupa target keuntungan, batas kerugian, atau jumlah transaksi yang ingin kamu lakukan. Strategi trading bisa berupa metode analisis, indikator, atau sinyal yang kamu gunakan untuk menentukan kapan masuk dan keluar pasar.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Ketika kamu sudah memiliki tujuan dan strategi trading yang jelas, kamu bisa lebih fokus dan disiplin dalam mengambil keputusan. Kamu juga bisa menghindari godaan untuk mengubah rencana kamu di tengah jalan karena terpengaruh oleh FOMO. Kamu bisa belajar lebih banyak tentang cara menetapkan tujuan dan strategi trading dari sumber-sumber terpercaya, seperti Investopedia, Binance Academy, atau CryptoPotato.